Rabu, 18 Maret 2020

Menghitung Berapa Ukuran PK AC

Saat kita mulai memilih untuk membeli AC, mungkin yang kita ketahui secara umum semakin besar ukuran PK AC maka AC lebih dingin. Kesalahan memilih PK  AC untuk ruangan sebenarnya dapat merugikan. Misalnya saja memilih AC dengan ½ PK ditaruh pada ruangan yang terlalu luas alhasilnya ruangan tidak dingin. Begitu juga sebaliknya saat kita memilih PK yang besar karena tidak mau pusing lalu ditaruh pada ruangan yang kecil, tentu saja pastinya jadi dingin tapi tidak luput dari pemborosan listrik. Sebetulnya ada rumusan untuk menghitung berapa besar PK yang cocok dengan luas ruangan jadi kamu bisa membeli AC yang tepat untuk ditaruh pada ruanganmu. Mari kita kenali istilahnya dan cara menghitung untuk menemukan AC yang tepat.
Pada sebuah AC, ada 3 faktor penting yang harus kita kenali, yaitu :
  • BTU/h (British Thermal Unit per hour), Bisa dikatakan daya pendingin ac, BTU menyatakan kemampuan mengurangi panas / mendinginkan ruangan dengan luas dan kondisi tertentu selama 1 jam.
  • Daya listrik (Watt), Besarnya tenaga yang dibutuhkan ketika AC dalam kondisi menyala.
  • PK kompresor, PK adalah singakatan dari bahasa Belanda ‘Paarkdekracht’ yang berarti tenaga kuda, sedangkan dalam bahasaa Inggrisnya HP (Horse Power). Ini merupakan satuan daya pada kompresor AC, bukan daya pendingin AC.
Rumusan untuk menghitung :
Panjang (P) x Lebar (L) x 500 BTU/h
Kalkulasi ini diasumsikan bahwa tinggi ruangan disesuaikan dengan standar tinggi yang yang ada di Indonesia  yang pada umumnya 2,5m – 3m. Selain itu, perhitungan ini juga tidak memperhitungan faktor eksternal lainnya seperti, banyaknya orang dalam 1 ruangan, seberapa sering pintu terbuka dan tertutup, dan lain sebagainya. Rumus ini akan menghasilkan angka dalam satuan BTU/h kemudian angka tersebut dicocokkan dengan kemampuan AC untuk mendinginkan ruangan dalam satuan BTU/h yang ada di setiap AC.
Sebagai catatan, saya cantumkan daya pendingin AC berdasarkan PK :
  • AC ½ PK = ± 5.000 BTU/h → ukuran ruangan 10m²
  • AC ¾ PK = ± 7.000 BTU/h  → ukuran ruangan 14m²
  • AC 1 PK = ± 9.000 BTU/h   → ukuran ruangan 18m²
  • AC 1½ PK = ± 12.000 BTU/h         → ukuran ruangan 24m²
  • AC 2 PK = ± 18.000 BTU/h            → ukuran ruangan 36m²
Saya akan berikan contoh kasus agar lebih mudah dipahami..
Ruangan dengan Panjang 3m dan Lebar 3m
Hasil perhitungan 3m x 3m x 500BTU/h = 4.500 BTU/h
Berarti untuk ruangan sebesar 9m² minimal memerlukan AC ½PK, karena AC ½PK mempunyai BTU/h sebesar 5000.

Saya akan berikan contoh kasus lainnya dengan hasil yang berbeda..
Ruangan dengan Panjang 3m dan Lebar 4m
Hasil perhitungan 3m x 4m x 500BTU/h = 6000 BTU/h
Nah pasti kamu akan dilema akan memakai AC ½PK memiliki 5.000 BTU/h atau dan AC ¾PK memiliki 7.000 BTU/h ¾PK, karena dari hasil dapat dilihat nilai BTU/h berada diantaranya. Tentu saja saya menjawab pilih yang ¾PK. Alasannya.. Mari kita lihat perbandingannya.
Kondisi AC di ruangan saat menggunakan 1/2PK :
  • AC harus bekerja 100% dengan kecepatan fan maksimum dan suhu remote di temperatur terendah (16 derajat misalnya), barulah ruangan terasa dingin, terutama di siang hari saat sedang panas.
  • AC tidak akan bertahan lama karena kompresor harus terus bekerja maksimal.
  • Listrik lebih boros karena kompresor lebih banyak hidup dari pada mati.
  • Saat kompresor menyala konsusmsi listrik sebesar PK AC terus terkonsumsi (contoh konsumsi listrik dari AC ½PK sebesar 400 watt untuk tipe low).
Kondisi AC di ruangan saat menggunakan ¾PK :
  • Kamu cukup mengeluarkan kecepata 1 fan, suhu remote 22 derajat maka ruangan sudah terasa dingin.
  • Hal diatas akan berdampak pada konsumsi listrik walau sebesar 600 watt namun kompresor akan lebih sering mati dan tidak perlu bekerja maksimal.
  • AC lebih awet karena kompresor tidak perlu bekerja maksimal terus menerus.
Dengan kinerja kompresor pada AC ¾PK maka dalam bulan berjalan pemakaian listrik terhitung lebih hemat dibandingkan AC PK.

Menentukan Kapasitas AC

Cara menentukan kapasitas AC sesuai dengan daya listrik di rumah?
Secara umum, kebutuhan listrik dari kapasitas jenis AC antara lain :

Jenis PK AC AC Standard AC Low Watt AC Inverter
AC 1/2 PK 400 Watt 320 Watt  
AC 3/4 PK 600 Watt 530 Watt  
AC 1 PK 840 Watt 660 Watt 225 – 920 Watt
AC 1.5 PK 1170 Watt   270 – 1070 Watt
AC 2 PK 1920 Watt   300 – 1710 Watt
AC 2.5 PK 2570 Watt   350 – 2220 Watt


Penting juga diketahui berapa jumlah daya arus listrik yang tersedia di rumah Anda. Umumnya PLN hanya menyediakan beberapa pilihan standar Daya Listrik yaitu 220VA (1A), 450VA (2A), 900VA (4A), 1300VA (6A), 2200VA (10A), 3500VA (16A), 4400VA (20A), 5500VA (25A) dan seterusnya.
Nah, Anda tinggal mencocokkan jumlah total daya arus listrik rumah Anda dengan kebutuhan AC yang diperlukan. Namun, tentunya Anda juga harus menghitung konsumsi penggunaan barang elektronik lainnya yang ada di rumah, misalnya :
1 unit TV LED 32″ 55 Watt, 1 unit Kulkas 128 Watt, 1 unit Mesin Cuci 300 Watt, 1 unit Rice Cooker 400 Watt, 1 unit Kipas Angin 60 Watt, 8 unit Lampu @ 18 Watt 144 Watt Total1,087 Watt


Senin, 16 Maret 2020

Satuan Listrik

Menghitung Satuan Listrik

Listrik adalah sumber energi penting di zaman modern ini. Mayoritas teknologi di zaman sekarang ini digerakan oleh listrik. Ternyata listrik memiliki satuan, sama hal nya seperti suhu.
Satuan listrik yang ada adalah wattampere dan volt atau voltase. Lalu 1 Ampere itu berapa watt, atau 1 Watt berapa Ampere, 1 Volt berapa Ampere, 1 Ampere berapa Volt, 1 watt berapa Volt, dan sebagainya. Bagi anda yang awam mengenai ilmu kelistrikan tentu hal tersebut akan menjadi suatu hal yang wajar untuk dipertanyakan serta menjadi suatu hal yang perlu untuk kita ketahui.
Lalu apa sebenarnya yang disebut dengan satuan Watt, Ampere dan Volt tersebut? Serta bagaimana cara menghitung antara Watt, Ampere dan Volt? Ok sebelum anda melihat katalog harga genset kami, alangkah baiknya kita harus mengenal terlebih dahulu definisi dari masing-masing satuan listrik tersebut

Watt

Watt adalah satuan listrik untuk menyatakan besaran daya (Power) dari berbagai peralatan listrik. Satuan Watt ditemukan oleh James Watt seorang penemu kebangsaan Skotlandia. Satuan watt pada umumnya dapat kita jumpai pada berbagai peralatan listrik yang biasa digunakan di rumah seperti Lampu, Setrika, Mesin cuci, Pompa air, dan sebagainya. Untuk menyalakan peralatan listrik tersebut digunakan satuan Watt yang menyatakan seberapa besar daya listrik yang dibutuhkan. Selain itu, satuan Watt juga dapat kita temukan pada peralatan listrik lainnya, seperti Genset 1000Watt, Stabilizer 500Watt, dan sebagainya. Jadi satuan Watt menyatakan seberapa besar daya listrik yang dapat ditanggung oleh berbagai alat listrik tersebut.

Ampere

Besaran arus listrik yang mengalir pada alat listrik yang digunakan menggunakan satuan Ampere. Satuan Ampere dapat juga kita temui pada berbagai macam peralatan listrik di rumah, Seperti MCB, Stopkontak, dan lain-lain. Satuan Ampere menyatakan seberapa besar arus listrik maksimal yang dapat dialirkan melalui alat listrik tersebut. Setrika listrik 220watt/ 1 Ampere, Mesin cuci 450Watt / 2Ampere, dan sebagainya merupakan macam peralatan listrik yang menggunakan satuan ampere. Satuan Ampere disini menyatakan besaran Arus yang mengalir saat alat listrik tersebut dinyalakan.

Voltase

Volt merupakan satuan listrik untuk menyatakan besaran Tegangan listrik yang dihasilkan atau dibutuhkan dari berbagai sumber listrik. Berbagai macam alat listrik yang menggunakan satuan volt dapat kita jumpai pada alat listrik di rumah, seperti pada Lampu tertulis 220Volt, Mesin Cuci 220Volt, dan sebagainya. Besaran tegangan listrik yang dibutuhkan untuk menyalakan berbagai alat listrik tersebut dinyatakan dengan Satuan Volt. Selain itu, Satuan Volt dapat kita jumpai pada berbagai pembangkit listrik, seperti Genset 220Volt, Genset 380 Volt/220Volt 3 fasa, dan sebagainya. Jadi besaran tegangan listrik yang dapat dihasilkan dari berbagai pembangkit listrik tersebut adalah Satuan Volt.

Hubungan Satuan antara Watt, Ampere dan Volt?

Volt merupakan satuan Tegangan listrik yang pertama kali dihasilkan dari pembangkit listrik baik itu PLN maupun Genset, tanpa adanya tegangan listrik yang dihasilkan maka tidak dapat menghasilkan satuan watt atau ampere. Jadi alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu satuan Volt.
Prinsip kerja GGL menghasilkan tegangan listrik dari sebuah pembangkit listrik, tegangan yang dihasilkan sebelum digunakan disebut dengan GGL (E), lalu saat Tegangan listrik ini dialirkan ke berbagai alat listrik maka disebut dengan Tegangan Jepit (V). Kemudian pada saat Tegangan dialirkan pada suatu alat listrik, maka akan menghasilkan Arus listrik yang disebut dengan satuan Ampere.
Seberapa besar nilai tahanan pada suatu alat listrik mempengaruhi besaran Arus listrik yang mengalir dari sumber listrik menuju Alat listrik. Hal tersebut biasa disebut dengan Daya listrik dalam satuan Watt.
Semakin besar nilai Resistan (Ohm) pada suatu alat listrik, maka semakin kecil daya (Watt) yang dibutuhkan, dan semakin kecil pula arus listrik (Ampere) yang dihasilkan, dengan besar tegangan (Volt) tetap.
Semakin kecil nilai Resistan (Ohm) pada suatu alat listrik, maka semakin besar daya (Watt) yang dibutuhkan, dan semakin besar pula arus listrik (Ampere) yang dihasilkan, dengan besar tegangan (Volt) tetap.
Semakin Besar Tegangan listrik (Volt) yang digunakan, maka semakin kecil arus listrik (Ampere) yang dihasilkan dengan beban daya (Watt) yang sama.
Semakin kecil Tegangan listrik (Volt) yang digunakan, maka semakin besar arus listrik (Ampere) yang dihasilkan dengan beban daya (Watt) yang sama. Pernyataan diatas dapat kita buktikan pada beberapa contoh perhitungan berikut ini:
Contoh Perhitungan:
Suatu alat listrik memiliki nilai resistan sebesar 100Ohm, kemudian dialiri tegangan listrik sebesar 220Volt, maka arus listrik yang mengalir adalah:
Hukum Ohm: V= I x R
V: Tegangan listrik (Volt)
I: Arus listrik (Ampere)
R: Resistan (Ohm)
  • V = I x R
  • 220Volt = I x 100ohm
  • I = 220Volt : 100ohm
  • I = 2,2 Ampere
Lalu, Berapa Ampere Arus listrik yang dihasilkan jika nilai Resistannya diperbesar menjadi 200ohm?
  • V = I x R
  • 220Volt = I x 200ohm
  • I = 220Volt : 200ohm
  • I = 1,1 Ampere
Kesimpulan: Semakin besar nilai resistan maka semakin kecil arus listrik yang mengalir (Tegangan tetap), begitu juga sebaliknya. Lalu, berapa besar Daya listrik (Watt), jika tegangan listriknya 220Volt dan arus listriknya 2,2Ampere?
Rumus Daya (Watt): P = V x I
P: Daya listrik (Watt)
V: Tegangan listrik (Volt)
I: Arus listrik (Ampere)
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 2,2Ampere
  • P = 484 Watt.
Lalu, Berapa besar daya listrik (Watt) jika nilai arus listrik diperkecil menjadi 1,1 Ampere?
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 1,1Ampere
  • P = 264 Watt.
Kesimpulan: Semakin besar Daya (Watt) maka semakin besar Arus listrik yang dihasilkan (Tegangan tetap), begitu juga sebaliknya.
Lalu, bagaimana jika Tegangan yang diubah menjadi lebih besar atau lebih kecil?
Contoh perhitungan:
Jika Suatu instalasi listrik memerlukan daya listrik sebesar 484Watt, saat diberi tegangan listrik 220Volt maka menghasilkan arus listrik sebesar 2,2Ampere. Jadi berapa arus listrik yang dihasilkan jika tegangan diubah menjadi 380Volt?
  • P = V x I
  • 484Watt = 380Volt x I
  • I = 484Watt : 380Volt
  • I = 1,27 Ampere.
Kesimpulan, Semakin besar tegangan listrik yang digunakan, maka semakin kecil arus listrik yang mengalir (dengan besar daya tetap).
Namun perlu diingat, untuk mengubah tegangan tersebut hanya digunakan pada beberapa jaringan dari sumber pembangkit menuju Trafo, kemudian diturunkan kembali sesuai dengan besar tegangan listrik yang dibutuhkan sebelum dialirkan ke Alat listrik.
Jika alat listrik tertulis 220Volt, maka tidak bisa digunakan dengan tegangan 380Volt. Dari perhitungan diatas, maka kita dapat menghitung 1 Ampere berapa Watt, jika kita memahami tegangan listrik yang digunakan, sebagai contoh jika tegangan listrik yang digunakan sebesar 220Volt, maka:
1 Ampere berapa Watt?
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 1Ampere
  • P = 220Watt
Jadi 1 Ampere itu adalah 220 Watt, jika tegangan listrik yang digunakan adalah 220Volt.
AMPEREWATT
1 Ampere220 watt
2 Ampere440 watt
4 Ampere880 watt
6 Ampere1320 watt
8 Ampere1760 watt
10 Ampere2200 watt
12 Ampere2640 watt
14 Ampere3080 watt
16 Ampere3520 watt
18 Ampere3960 watt
20 Ampere4400 watt
1 Watt berapa Ampere?
  • P = V x I
  • 1 Watt = 220Volt x I
  • I = 1watt : 220Volt
  • I = 0,0045 Ampere
Jadi, 1 watt sama dengan 0,0045ampere, jika tegangan listrik yang digunakan adalah 220Volt.
WATTAMPEREVOLT
1 Watt0.00455 Ampere220 volt
2 Watt0.00909 Ampere220 volt
4 Watt0.01818 Ampere220 volt
6 Watt0.02727 Ampere220 volt
8 Watt0.03636 Ampere220 volt
10 Watt0.04545 Ampere220 volt
12 Watt0.05455 Ampere220 volt
14 Watt0.06364 Ampere220 volt
16 Watt0.07273 Ampere220 volt
18 Watt0.08182 Ampere220 volt
20 Watt0.09091 Ampere220 volt
Catatan:
Perhitungan diatas adalah perhitungan yang sederhana, untuk beberapa perhitungan lainnya perlu kita hitung seberapa besar cosphi (Faktor daya), selain itu jika menggunakan listrik 3 phase memiliki perhitungan sebagai berikut:
P = V x I x Cosphi x akar3
Konversi MCB ke Watt
Berbicara soal daya dan tegangan listrik, tentu tidak lepas dengan yang namanya MCB. Pada dasarnya fungsi dari MCB adalah sebagai pembatas watt dalam sebuah instalasi listrik. Sehingga listrik akan ‘jeglek’ jika menjalankan alat dengan watt yang lebih besar dari batas MCB. Biasanya pada MCB akan tertulis kode berawalan huruf C diikuti oleh angka, misal C6, C8 dan C16. Adapun kode angka menunjukkan besaran ampere, misal C6 berarti berukuran 6 Ampere dan seterusnya. Sementara untuk volt pada MCB biasanya tertulis 230 volt.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, untuk mendapatkan Watt maka menggunakan rumus Watt = Volt x ampere, sehingga jika diketahui pada MCB C6 tertulis volt 230 volt, besar watt yang dapat dibatasi adalah 1380 watt.
MCBWATT
MCB C2460 watt
MCB C3690 watt
MCB C4920 watt
MCB C51150 watt
MCB C61380 watt
MCB C102300 watt
MCB C163680 watt
MCB C204600 watt
MCB C255750 watt
MCB C327360 watt
MCB C409200 watt
Itulah Cara Menghitung Satuan Watt, Ampere dan Volt. Untuk mendapatkan energy cadangan gunakan mesin pembangkit listrik berupa genset yang orisinil dan baru dengan kualitas terbaik seperti ABC Power yang jual genset dengan garansi 150% money back jika produk terbukti tidak baru. Produk genset yang kami tawarkan sangat kompetitif, kami menyediakan genset murah dengan kualitas top. ABC Power menjual berbagai pilihan genset berdasarkan daya atau kapasitas yang Anda butuhkan dan juga berbagai pilihan merek seperti genset Perkins , Cummins Doosan, Foton,Lovol,PrimeroYanmar dan masih banyak lagi. Tunggu apalagi? Temukan genset kebutuhan Anda dengan menghubungi ke nomor telepon 021-2255-2501 atau melalui email ke sales@abcpowergenset.com sekarang juga

Bukan hanya itu, ABC Power juga menyediakan sewa genset murah secara harian, mingguan, dan bulanan sesuai dengan kebutuhan Anda. Hubungi segera product specialist dari ABC Power untuk berkonsultasi mengenai spesifikasi, instalansi, rekomendasi terbaik untuk Anda.

Rabu, 04 Maret 2020

PoE 802.3af/at di Mikrotik

PoE (Power over Ethernet), sebuah teknologi yang digunakan sebagai supply power untuk remote device melalui port ethernet di jaringan yang mana untuk saat ini cukup dibutuhkan. Dengan alasan yang paling utama adalah kemudahan instalasi perangkat tanpa perlu direpotkan pemasangan daya. Kebutuhan ini banyak digunakan untuk pemasangan perangkat seperti Access Point/CPE (wireless), Surveillance/IP Cam, Video/Voice IP Phone, Gas-Fire Alarms, Digital Signs, Network Router, Access Control.
Standarisasi dari PoE diatur oleh sebuah organisasi internasional yaitu Institue of Electrical and Electronic Engineers (IEEE). Dalam implementasinya terdapat istilah untuk mendefinisikan perangkat sesuai dengan fungsinya, yaitu PSE (Power Sourcing Equipment) dan PD (Powered Device).

Power Sourcing Equipment (PSE)
Istilah PSE (Power Sourcing Equipment) digunakan untuk perangkat yang memberikan supply daya melalui PoE. Secara umum perangkat yang berfungsi sebagai PSE ini salah satunya terdapat pada perangkat SWITCH. Saat ini sudah banyak perangkat switch yang memiliki fitur ini, dan teknologi PoE yang di transmisikan melalui perangkat switch disebut sebagai Mode A (endspan).

Sedangkan untuk perangkat PSE yang non-switch, seperti salah satu contohnya adalah PoE Injector, disebut sebagai Mode B (midspan).

Powered Device (PD)
Istilah PD (Powered Device) ini digunakan untuk perangkat yang menerima supply daya dari PSE. Banyak jenis perangkat yang berfungsi debagai PD ini. Contoh perangkatnya sudah disebutkan sebelumnya diatas.



Topologi Switch + PoE Injector (PSE Midspan)

Pengembangan dan standarisasi PoE sudah dilakukan oleh IEEE sejak tahun 2003. Untuk teknologi PoE sendiri sampai saat ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu Active PoE dan Passive PoE.

Active PoE
Merupakan teknologi PoE dimana antara perangkat PSE melakukan 'negosiasi' terlebih dahulu dengan perangkat PD. Ketika ada daya masuk ke PSE maka akan dilakukan pengecekan apakah sesuai dengan kebutuhan dari perangkat PD. Jika tidak memenuhi kriteria konsumsi power dari perangkat tersebut maka daya tidak akan ditrasmisikan ke PD
Teknologi Active PoE saat ini lebih dikenal dengan istilah 802.3af dan 802.3at (PoE+). Dengan standar pengoperasian seperti ini dinilai lebih aman dan meminimalisir kerusakan perangkat PD.
Adapun perbedaan antara 802.3af dan 802.3at (PoE+) kurang lebih seperti berikut:
 802.3af (PoE)-Type 1 2003
 802.3at (PoE+)-Type 2 2009
 Power PD
 12.95 W
 25.50 W
 Max. Power PSE
 15.40 W
 30.0 W
 Voltage Range (PSE)
 44.0 V-57.0 V
 50.0 V-57.0 V
 Voltage Range (PD)
 37.0 V-57.0 V
 42.5 V-57.0 V
 Supported Cabling
 Cat 3, Cat 5
 Cat 5
 Supported Mode
 Mode A (Endspan), Mode B (Midspan)
 Mode A (Endspan), Mode B (Midspan)
Disamping 802.3af/at juga terdapat standart PoE baru yang dikembangkan oleh IEEE diawal tahun 2018 untuk meningkatkan daya (power) yang yang bisa ditransmisikan. Standart PoE ini dikenal dengan 802.3bt (maksimum power yang bisa ditransmisikan oleh PSE mencapai up to 50.0 W untuk type 3 dan up to 90-100 W untuk type 4). Teknologi ini nantinya akan diimplementasikan pada standart ethernet 2.5GBASE-T, 5GBASET, 10GBASE-T.

Passive PoE
Teknologi ini sedikit berbeda dengan Active PoE dimana antara PSE dan PD tidak ada 'negosiasi' daya yang akan ditransmisikan. Sehingga untuk pemilihan PSE sendiri kita diharuskan berhati-hati karena ketika 'requirement' daya tidak sesuai dengan PD maka bisa mengakibatkan kerusakan (Electrical Damage) pada PD.

Produk MikroTik yang support 802.3af/at
Kemudian perangkat MikroTik yang support 802.3af/at ada beberapa yaitu ;
1. Sebagai Power Sourcing Equipment (PSE), ada produk hEX-PoECRS-112-8P-4S-INCRS328-24P-4S+RM.
2. Sebagai Powered Device (PD), ada produk DynaDish 5, SXT ac Series, mAP Series, cAP, wAP.


PoE - PoE+

PoE vs. PoE+ : What's the Difference?

If you're trying to decide which system to use to pass power and data over your twisted pair Ethernet, you've come to the right place. Though the main difference between PoE (Power over Ethernet) and PoE+ is the max amount of power provided, your considerations may run deeper.

Power over Ethernet Comparison: PoE vs PoE+

The big difference between 802.3af (PoE) and 802.3at (PoE+) is the amount of power delivered over each standard.
  • 802.3af (PoE) can deliver 15.4 watts over Cat5 cables.
  • 802.3at (PoE+) can deliver up to 30 watts over Cat 5 cables with 25.5 watts available to devices. 


Choosing the winner in the POE vs. POE+ battle


ppoe


One difference between PoE and PoE+ is the actual Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) standards themselves. PoE is 802.3af, while PoE+ is 802.3at. Currently, the max amount of power provided over Cat5 cabling is 15.4 watts for PoE and 25.5 watts for PoE+. But what does that mean for you?
Today, POE+ is a more current standard than POE, which was originally developed to push power to phones and Wireless Access Points, notes Jim Tynan, Twinstate's VP of sales.
"There is a whole new generation of devices on your IP network, and that demands new levels of power. Think swipe cards, security cameras, HVAC monitoring devices, and conferencing units all working off VoIP"
When you're vetting a PoE solution, you need to be cognizant of what types of devices are on your network, what kind of power draw these devices create, and what they actually require.

poe switch

Let's assume you are strictly spec'ing switches for phones, completely physically separate from your data network. You're fine to just consider PoE, as the power level required won't be unmanageable with the lower standard. However, if you're looking to build out a more ubiquitous, robust network with many varied devices and don't want limitations on what you can plug into a port, then PoE+ is the right choice. You're setting yourself up for the future.

The average lifespan of a switch is three to five years. Who knows what other devices might show up on your network in the next five years?


Call-to-Action | Ruckus Cloud WiFi Free Trial | Ruckus Cloud Wi-Fi simplifies WLAN management. Try it for yourself. No obligation, no credit card required. See how easy it is to set up, monitor and manage.


If you think about your network 5, 10, or 15 years ago, you'll likely remember that the connected devices that comprised it were much less varied. It's likely your network was just a network of computers themselves. There wasn't an overwhelming sense that you'd have to monitor your HVAC units on that same network at some point, because we couldn't see what was coming. Choosing POE+ allows you to adjust with the times.
Though POE+ costs more, it will save you a lot of headaches when devices that require higher power levels do come onto your network.


But not everyone needs a full upgrade.


If you already have an existing POE network, it might be reasonable to create a piecemeal solution for the devices which require more. But most switches don't give you the ability to add, which means you may have to start fresh. If your current POE solution is adequate and your need small, piecemealing the effort is perfectly fine, says Tynan. "Don’t throw out adequate equipment if it fills your needs now," he says.
But if you're starting to build infrastructure at a new location, there's really only one smart choice: you've got to take a look at POE+.